PERTAUTAN SIKAP YUDHISTIRA PADA LAKON WAHYU DARMA DENGAN AGAMA BUDDHA (SEBUAH ANALISIS HERMENEUTIKA)

  • Eko Prasetyo STIAB Smaratungga Ampel
  • Kabri Kabri STIAB Smaratungga Ampel
  • Sukisno Sukisno STIAB Smaratungga Ampel
  • Winja Kumari STAB Bodhi Dharma
Keywords: Sikap Yudhistira, Wahyu Darma, Agama Buddha, Hermeneutika

Abstract

Objek penelitan ini adalah pertunjukan wayang Lakon Wahyu Darma sajian Ki Manteb Soedarsono yang diunggah pada tanggal 25 Desember 2016 di channel youtube ANDHIKA MULTIMEDIA new. Lakon Wahyu Darma dipilih karena memiliki keunikan. Meskipun lakon ini bersumber dari wiracarita Mahabharata, sikap Yudhistira dalam lakon Wahyu Darma yang telah diolah oleh dalang memiliki pesan-pesan ajaran Buddha sehingga menarik untuk diungkap maknanya. Penelitian ini dipaparkan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Permasalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini akan dijawab dengan bantuan perangkat analisis hermeneutika Paul Ricoeur. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengungkapkan sikap dan tindakan tokoh Yudhistira dalam lakon Wahyu Darma; 2) mengungkapkan makna yang terkandung dalam sikap dan tindakan Yudhistira. Dapat disimpulkan bahwa sikap dan tindakan tokoh Yudhistira dalam lakon Wahyu Darma memiliki kemiripan tema dengan dengan Vyāghrī-Jātakam yang reliefnya terpahat di Borobudur yaitu digambarkan memiliki sifat seperti bodhisattva yang karena belas kasih tak terbatasnya, mempersembahkan tubuhnya sebagai makanan bagi induk harimau betina yang sedang mempertahankan hidup dan menolong Kijang yang berjuang menghidupi anak-anaknya dari ancaman Harimau kelaparan. Sikap dan tindakan Yudhistira yang kedua adalah memaafkan Duryudana serta membebaskannya meskipun sudah berulang kali Duryudana dan para Korawa berusaha membunuh dan membuat Pandhawa menderita. Sikap seperti ini memiliki sinergitas dengan pandangan Agama Buddha seperti yang terdapat pada penggalan syair Karaniya Metta Sutta yaitu memancarkan pikiran kasih sayang tanpa batas. Kasih sayangnya terhadap segenap isi alam semesta tanpa benci dan permusuhan bagaikan seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanya demi kebahagiaan anaknya yang tunggal.

References

Ācārya Āryaśūra, https://borobudurwisdom.com/jatakamala-1/
Addini, A. (2019). Fenomena gerakan hijrah di kalangan pemuda muslim sebagai mode sosial. Journal of Islamic civilization, 1(2), 109-118.
Alfirdaus, M. (2019). Makna Lakon Suluhan: Analisis Hermeneutika (Doctoral dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).
Lee, Salim. (2010). Jatakamala Borobudur. Jakarta: Yayasan Bumi Borobudur.
Lubis, Y., & Akhyar, D. (2015). Filsafat Ilmu: Klasik Hingga Kontemporer, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soetarno dan Sarwanto. (2010). Wayang Kulit dan Perkembangannya. Surakarta: ISI Press Solo
Sumaryono, E. (1999). Hermeneutik: sebuah metode filasafat. Kanisius.
Sunardi, S. (2013). Nuksma Dan Mungguh: Konsep Dasar Estetika Pertunjukan Wayang. ISI Press.
Video Pakeliran lakon Wahyu Darma sajian Ki Manteb Soedarsono yang diunggah pada tanggal 25 Desember 2016 di channel youtube ANDHIKA MULTIMEDIA new.
Published
2022-12-31
How to Cite
Prasetyo, E., Kabri, K., Sukisno, S., & Kumari, W. (2022). PERTAUTAN SIKAP YUDHISTIRA PADA LAKON WAHYU DARMA DENGAN AGAMA BUDDHA (SEBUAH ANALISIS HERMENEUTIKA). JURNAL PENDIDIKAN BUDDHA DAN ISU SOSIAL KONTEMPORER (JPBISK), 4(2), 47-57. Retrieved from https://bodhidharma.e-journal.id/JS/article/view/76
Section
Articles